Taqwa kepada Allah artinya perintah Allah kepada orang-orang terdahulu dan orang-orang terkemudian. Makna hidup adalah menanamkan rasa taqwa kepada Allah dalam kalbu. Kelahiran seorang mukmin itu dua kali. Yang pertama saat ia dilahirkan ke dunia dan kedua saat ia hidup dengan Al-Qur’an dan iman. Sedangkan orang kafir mati dua kali, yaitu pada hari Allah menetapkan kematiannya seperti kematian hewan, kedua saat Allah mematikan kalbunya terhadap hidayah Allah.
Ali bin Abi Thalib, saat ia berdiri diatas mimbar Kuffah, kemudian ada yang bertanya kepadanya tentang taqwa. Ia menjawab bahwa taqwa adalah rasa takut kepada Allah Yang Maha Agung, mengamalkan wahyu yang diturunkanNya, puas dengan sedikit rizki, dan mencari bekal untuk hari keberangkatan.
‘Umar bertanya kepada Ka’bul Ahnhar : Apakah taqwa itu? Terangkanlah kepadaku pengertiannya?” Ka’bul Anhar balik bertanya : “Wahai Amirul mukminin, pernahkah engkau melalui daerah atau jalan yang berduri? “ Umar menjawab : “Pernah.” Ka’bul Anhar bertanya: “Lalu apakah yang akan engkau lakukan saat engkau menempuhnya?” ‘Umar menjawab: “Tentu aku akan melangkah dengan dengan ahati-hati dan memilih jalan yang kuinjak.” Ka’bul Anhar berkata: “Demikian pula taqwa.”
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan ibnu Abbas ra disebutkan bahwa Rasulullah sae pernah bersabda kepadanya :
“Hai anak muda, sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa pesan sebagai berikut: peliharalah Allah, niscaya Dia akan memeliharamu, peliharalah Allah, niscaya engkau akan menjumpaiNya dihadanmu; kenalilah Allah saat senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu susah; apabila kamu meminta, mintalah kepada Allah; dan apabila kamu meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah bahwa senadainya suatu ummat sepakat untuk memberi manfaat kepadamudengan sesuatu, mereka tidak dapat memberikan manfaat kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditakdirkan Allah atas dirimu. Seandainya mereka sepakat untuk menimpakan bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak dapat menimpakan bahaya kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah ditaksirkan oleh Allah atas dirimu. Qalam telah diangkat dan lembaran telah kering.” (HR. Tirmidzi dengan sanad yang berpredikat shahih)
Jadi, taqwa kepada Allah artinya memelihara perintah Allah dengan mengerjakannya dan berhenti dari hal-hal yang dilarangNya.
Bertaqwalah kepada Allah dengan Lisan
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf (50):18)
Ciri khas orang yang bertaqwa :
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tiada berguna. (QS. Almukminun (23):3)
Mu’adz pernah bertanya : Wahai Rasulullah, amal apakah yang dapat mendekatkanku ke Surga dan menjauhkanku dari neraka ?” Rasullah menjawab: “Engkau telah menanyakan tentang hal yang besar dan itu merupakan perkara yang mudah bagi orang yang dimudahkan Allah untuk melakukannya.” Selanjutnya, Rasulullah menyebutkan beberapa perkara yang mendekatkan ke surga dan menjauhkannya dari neraka, kemudian di akhir hadits beliau bersabda :
“Jagalah ini olehmu,” seraya memegang lisannya sendiri.
Mu’adz bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kita dihukum karena apa yang telah kita katakan? Rasul menjawab:
“Semoga ibumu kehilanganmu, hai Mu’adz. Memang tiada yang menjungkalkan manusia ke dalam neraka dengan hidung atau kepala mereka di bawah, kecuali karena diakibatkan oleh ulah lisan mereka.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Salah seorang tabi’in mengatakan: “Aku pernah melihat Abu BAkar memegang lisannya sendiri saat dia mengintrospeksi dirinya seraya mengangis, lalu berkata : ‘Inilah yang menyebabkan aku terjerumus ke dalam kebinasaan.”
Padahal Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah yang diseru dari ke semua pintu surga yang berjumlah delapan.
Barangsiapa yang ingin bertaqwa kepada Allah, hendaklah terlebih dahulu mempelajari kehidupan generasi sahabat, generasi terbaik yang dididik langsung oleh Rasulullah saw.
(To be continued…..ngantuk…hehe ^_^)
wiezokure.wordpress.com
BalasHapus