Rabu, 19 September 2012

Bapak Tua Penunggu Halte


Bapak itu, hari ini dia mengenakan jakun (jacket kuning). Entah didapat dari mana jakun itu. Mungkin saja ada anaknya yang kuliah di kampus ini. Wallahu'alam bisshowab..yang jelas, aku ga ngerti kenapa ia selalu saja duduk di sudut yang sama setiap paginya. Gaya yang sama setiap kali aku melihatnya. Membawa tas, memegang sebuah buku tulis yang sudah ada beberapa coretan di lembar putihnya sambil sebatang pulpen standby di tangannya. Aku penasaran, apa yang dia tulis? tapi aku belum seberani itu untuk mendekati si bapak. Eits, jangan salah sangka kalo dia seorang peminta-minta karena dia ngga pernah melakukan itu selama aku melihatnya. Beliau hanya duduk, dengan wajah kadang tertunduk ke buku yang ia pegang, dan sesekali menatap jalanan di depannya dengan kosong. Nunggu bikun? ngga juga. Tiap bikun yang lewat di hadapannya dibiarkan begitu saja. Pernah suatu pagi, karena kasihan dan waktu itu aku masih berpikiran kalo bapak itu seseorang yang mau minta sumbangan dengan membawa-bawa buku, aku sodorkan uang padanya dan tak kusangka ekspresinya seperti orang kaget dan akhirnya aku senyum dan ia ambil juga uangnya. Aku jadi mikir2 sendiri, apa aku salah yak tadi... Tapi mungkin bukan cuma aku yang berpikiran seperti itu..
Wahai Bapak, apa sih yang sedang kau cari?
Tergelitik juga aku untuk menelusuri
Setiap pagi termenung di sudut halte UI
Apakah kau sedang mencari jejak cita-citamu yang tak sampai?
Apakah kau sedang menunggu anakmu yang kuliah disini yang akhirnya hilang di telan bumi?
Apakah kau masih punya keluarga?
Tuhan...berapa banyakkah lagi orang tua yang terlantar seperti ini?
Mana yang lebih banyak, anak yang menelantarkan orang tua atau orang tua yang menelantarkan anak?
Bapak...Jika kau bapakku, aku pasti akan membawamu pulang
memasakkan makanan yang enak buatmu..
Tuhan...tiba-tiba aku rindu ayahku...
yang tak sempat kubahagiakan...
yang tak sempat kubaktikan cinta kasihku untuknya...
Tuhan...durhakakah aku????
Tuhan...sampaikan rinduku untuknya,
dan katakan padanya, jangan khawatir...karena aku takkan pernah melupakannya
Do'aku akan selalu untuknya...
Jika tak bisa membahagiakanmu di dunia, kuharap bisa di akhirat...
karena disanalah kebahagiaan yang haq..
Tuhanku...izinkanlah ia menyaksikanku, anaknya..
menjadi wanita paling bahagia...suatu hari nanti...
Karena itulah keinginannya saat aku berada di sisinya kala siang yg cerah itu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar