Senin, 24 Oktober 2011

Tak Perlu Pembuktian



Tak perlu pembuktian, cukup lakukan yang terbaik yang kamu bisa.
Aku hanyalah seorang yang papa, miskin ilmu dan miskin harta. Beruntung sekali aku dengan kondisi ini, karena dengan begitu aku bisa mengukur bayang-bayangku, sehingga aku takkan menceburkan diriku ke lembah pengharapan tentang dunia yang penuh buaian lagi melenakan.

Cukuplah bagiku cintanya Allah, cukuplah bagiku ilmu yang bermanfaat. Penghargaan, aku tak butuh, karena aku memang tidak mengharapkan itu. Jika aku sering tak didengarkan dan dihiraukan, tak mengapa, asalkan Allah yang Maha Tahu selalu memperhatikanku, sehingga menafikan kebutuhanku akan perhatian dari selainNya.

Aku hanyalah seorang yang memang takkan pernah diperhitungkan karena aku memang tidak memiliki kriteria untuk itu. Oleh karena itu aku telah berdamai dengan kesederhanaan, keterbatasan dan impian yang menggunung tinggi, bahkan hampir mencapai langit.

Angin, bawalah kesedihanku ini terbang jauh. Aku tak ingin lagi ada kesedihan karena perkara dunia. Aku tak butuh latar belakang yang penuh prestise karena aku mencintai dan menghargai, sangat mensyukuri apa yang telah aku lalui karena itulah yang Allah takdirkan untukku. Masa lalu biarlah milik waktu yang telah lalu, karena masa sekarang dan masa yang akan datang akan menjadi milikku, kujalani bersama dengan ikhtiar dan takdirnya Allah.

Kenapa harus bersedih, kenapa harus merasa rendah diri. Jika itu yang kamu perhatikan berarti yang kamu harapkan hanyalah penghargaan dari manusia, padahal belum tentu Allah menyukainya. Cukuplah bagiku Allah. Aku hanya ingin perhatiannya Allah, cintanya Allah, kasih dan sayangnya Allah…

Tuhanku, aku ingin bisa seperti Rabi’ah al Adawiyah…
Aku ingin menyerahkan seluruh cintaku untukMu…
Aku ingin pengharapanku hanya padaMu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar